Manfaat Puasa
terhadap Kesehatan
Dr Akmal Yadi, MARS
Tinggal menghitung hari Umat
Muslim akan menjalankan ibadah Puasa atau Shaum. Penjelasan dari sisi syariah
tentang rukun Islam ke-4 ini sudah lazim kita dapatkan dari mimbar ceramah di mesjid atau Musholla dan majlis taklim.
Pada kesempatan ini kita akan melihat manfaat puasa terhadap kesehatan tubuh
manusia. Dengan puasa umat Muslim tidak makan dan minum sejak imsak sampai
magrib sekitar 14 jam setiap hari selama bulan Ramadhan, padahal dalam keadaan normal
tubuh memerlukan waktu 4 jam untuk mengolah makan sejak masuk mulut sampai
proses pengolahan makan dilambung dan 4 jam untuk mencerna dan menyerap sari
makanan diusus kemudian disebarkan keseluruh tubuh melalui peredaran darah
sehingga total waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mengolah makanan dengan sempurna 8 jam, dengan
demikian masih tersisa waktu 6 jam sistem pencernaan dalam kondisi kosong dan
kerjanya lebih ringan dibanding hari-hari diluar Ramadhan, kondisi inilah yang
menyebabkan dampak positif puasa terhadap kesehatan yaitu:
1. Menyehatkan
sistem pencernaan, selama puasa ada jeda
waktu 6 jam kerja organ pencernaan lebih ringan sehingga memberi kesempatan sel-sel tubuh disaluran pencernaan
untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi
dan membersihkan kotoran yang menumpuk sehingga performa lebih meningkat.
2. Meningkatkan
daya serab usus terhadap zat zat gizi yang terkandung dalam makanan dari 35%
menjadi 85% karena sel-sel usus sudah mengalami perbaikan selama berpuasa.
3. Membuang
racun dalam tubuh(Detoksifikasi), setelah zat gizi dari makan sahur habis maka
otak akan mengeluarkan sinyal dalam bentuk rasa lapar, apabila asupan makan
tidak diperoleh maka tubuh akan
mengaktifkan mekanisme khusus untuk memenuhi kebutuhan terhadap makanan yang
dikenal dengan AUTOLYSIS yaitu dengan menghancurkan cadangan lemak yang
menumpuk dalam tunuh, menghancurkan sel-sel yang rusak, menghancurkan sel-sel
abnormal termasuk sel-sel tumor atau sel-sel yang berpotensi menjadi kanker.
Proses ini diikuti oleh aktivitas organ Hati(Hepar) yang meningkat 10
kali lebih kuat untuk mengeluarkan zat sisa autolysis dan racun-racun
lain(radikal bebas).
4. Regenerasi
sel-sel tubuh, sebagai kelanjutan dari autolysis
adalah terbentuknya sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel yang rusak,
sehingga orang yang berpuasa akan terlihat awet muda dan kulitnya lebih bersih.
5. Menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler, pada saat puasa tubuh membakar timbunan
lemak yang tersimpan pada pembuluh darah
dan tempat lain, lemak yang tersimpan dalam pembuluh darah menyebabkan pembuluh
darah menyempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku sehingga kehilangan
kemampuan untuk membesar(vasodilatasi) atau menyempit(vasikontriksi), hal ini
yang menyebabkan penyakit kardiovaskuler seperti Hipertensi, serangan jantung
dan strok.
6. Meningkatkan
daya tahan tubuh, dengan puasa tubuh akan lebih tahan terhadap infeksi bakteri
dan virus, berdasarkan penelitian hasil penelitian di Universitas Osaka Jepang
pada tahun 1930 membuktikan bahwa pada hari ke-7 puasa terjadi peningkatan
jumlah sel leuksit( sel darah yang berfungsi menghancurkan virus atau bakteri).
Penelitian yang dilakukan oleh Dr Muhammad Dawahiri di Universitas Kairo
membuktikan bahwa daya tahan kulit orang yang berpuasa lebih meningkat.
7. Mencegah
berkembangnya sel-sel kanker. Penelitian di Amerika dengan menyuntikkan sel-sel
kanker pada dua kelompok tikus. Tikus yang diberi makan akan mati tetapi tikus
yang dipuasakan tetap bertahan hidup karena sel kanker yang disuntikkan tidak
aktif.
8. Meningkatkan
kecerdasan dan mencegah penyakit degenerative saraf. Penelitian Dr. Ratey, seorang psikiaters dari
Harvard mengungkapkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori akan
meningkatkan kinerja otak, selain itu Mark Mattson, Ph.D, seorang
kepala laboratorium neuroscience di NIH’s
National Institute on Aging membuktikan bahwa puasa secara signifikan bisa melindungi otak dari
penyakit de-generatif seperti Alzheimer atau Parkinson
9. Meningkatkan
kontrol emosi dan kesehatan jiwa, hal ini terjadi karena hormon adrenalin dan
vasopressin menurun sehingga tubuh labih tahan terhadap stress emosional dan
lebih mampu mengontrol libido. Ilmu kedokteran telah membuktikan bahwa mereka
yang sedang marah, baik yang dipendam maupun dinyatakan, sedang "panas
hati" oleh sebab apa pun, atau sedang dilanda rasa tidak sabar, akan
meningkat kadar hormon katekholamin dalam darahnya. Hormon katekholamin ini
akan memacu denyut jantung, menegangkan otot-otot, dan menaikkan tekanan darah.
Semua itu, jika dibiarkan berlangsung lama, akan membahayakan kesehatan dan
mempercepat proses penuaan. Pada orang yang puasa akan terjadi mekanisme
pengontrolan emosi untuk tidak marah karena akan membatalkan puasa Efek inilah yang sebenarnya lebih besar pengaruhnya
terhadap kesehatan dalam pengertian yang positif, karena ia akan menghindarkan
seseorang dari efek buruk akibat kadar hormon kelompok katekholamin yang meningkat
secara berlebihan ketika orang marah, kesal, panas hati, dan tidak sabar.
Puasa sebenarnya
mengandung pesan agar orang menghindari perilaku yang tidak sehat, termasuk
perilaku yang didorong oleh emosi. Hanya dengan demikian puasa akan memberi
manfaat yang besar terhadap kesehatan sehingga terbukti kebenaran Firman Allah
dalam surat Al Baqarah ayat 184 yang berbunyi:
‘’…barangsiapa yang dengan KERELAAN HATI
mengerjakan kebajikan, maka itulah yang LEBIH BAIK baginya. Dan ber-puasa
adalah lebih baik bagimu, jika kamu MENGETAHUI.’’